Bagi masyarakat Tambelan mengkonsumsi telur penyu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang telah berlansung sejak dahulu kala. Menu telur penyu selalu hadir dalam acara-acara pesta perkawinan, kenduri maupun kegiatan masyarakat lainnya. Jenis telur penyu yang dimanfaatkan adalah jenis penyu Hijau (Chelonia mydas) dan penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) penduduk Tambelan biasa menyebut penyu Hijau dengan sebutan Penyu Daging atau Penyu saja, sedangkan untuk penyu Sisik, mereka menyebutnya Sisik.
Adapun proses pencarian dan pengambilan telur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mulanya, dicari “jejak naik” penyu yaitu jejak penyu yang menuju pantai untuk bertelur. Jejak tersebut kemudian diikuti hingga ke tempat yang diperkirakan “Mandi” penyu. Mandi adalah istilah masyarakat Tambelan untuk menggambarkan perilaku penyu mengibaskan pasir dengan kaki depan sebelum menggali pasir yang kemudian akan ditaruh telur-telurnya. Di lokasi Mandi inilah diperkirakan telur-telur penyu berada. Penyu yang telah bertelur akan ditandai dengan “Jejak Turun”, yaitu jejak penyu kembali menuju laut dimana bagian tengahnya terdapat bekas jejak ekor dimana saat Jejak Naik, tanda ini tidak ada.
2. Untuk memastikan lokasi dan kedalaman posisi telur dengan tepat, maka pencari menggunakan alat yang disebut “Pencucuk”. Alat ini biasanya terbuat dari besi panjang yang berdiameter sekitar 2 – 3 cm atau terbuat dari batang bekas paying dengan panjang sekitar 1 m dimana bagian ujungnya bulat tumpul dan bagian atas dirancang untuk mudah digenggam saat mengoperasikan alat ini (lihat gambar 3.1). Alat ini kemudian “ditikam” atau ditusukan pada beberapa tempat disekitar daerah Mandi penyu. Bila posisi telur ditemukan, maka hal tersebut dapat dipastikan dengan adanya lendir dan bau amis pada ujung pencucuk. Seorang pencari telur yang berpengalaman, dapat menentukan posisi telur penyu tanpa harus memecahkan telur penyu, tetapi hanya cukup dengan merasakan perbedaan tekanan ketika alat pencucuk mengenai telur penyu.
3. Setelah posisi telur penyu diketahui, maka pencari telur segera menggali pasir lokasi telur dengan menggunakan tangan. Hal ini dilakukan dengan hati-hati agar telur tidak pecah saat menggali nanti. Terkadang, kondisi pasir yang digali terlalu kering sehingga dididing pasir mudah runtuh sebelum mencapai posisi telur. Untuk mencegah ini dan memudahkan penggalian maka sebelum digali, pasir disiram air laut telebih dahulu.
4. Telur penyu yang telah diambil kemudian ditaruh ke dalam kantung jaring lalu dengan kantung tersebut dicuci dengan air laut hingga bersih. Lebih lanjut, telur yang telah bersih disimpan dalam karung untuk kemudian dibawa pulang atau disimpan sementara dalam pondok yang selanjutnya diolah lebih lanjut.
(Pusat Penelitian Sumberdaya Pesisir & Lautan - PPSPL UMRAH)
W e l l c o m e
Sabtu, 17 April 2010
Langganan:
Postingan
(
Atom
)